Berita Trading untuk Pemula – Apa Hubungan Antara Inflasi dan Mata Uang?

Juni 03, 2022 07:03

Dalam artikel ini, kita akan mempelajari hubungan antara tingkat inflasi dan mata uang, termasuk di dalamnya:

  • hubungan antara kurs Forex dan inflasi; 
  • bagaimana tingkat inflasi bisa memicu volatilitas di pasar mata uang; 
  • apa yang terjadi pada mata uang suatu negara ketika harga mengalami kenaikan;  
  • apa kaitan antara suku bunga dengan inflasi dan Forex;

Apakah Anda masih bingung mengenai hubungan antara inflasi dan mata uang? Jangan khawatir, Anda bukanlah satu-satunya. Banyak trader berpengalaman berharap mereka mengetahui tentang informasi makro ekonomi ini sebelum melakukan suatu trading yang tidak berjalan sesuai harapan, jadi cerdas untuk mempelajari hal ini sedini mungkin. 

Tingkat inflasi seperti arus bawah dan pasang surut di pasar Forex; Anda tidak bisa melihat mereka, tetapi mereka ada. Ketika tingkat inflasi tahunan normal – normal artinya sekitar 2 persen pertumbuhan per tahun – arus bawah ini menciptakan gelombang pasang yang masuk dan keluar dengan cara yang relatif bisa diprediksi. Harga bergerak dalam kisaran tertentu dan konsumen mengetahui apa yang diharapkan dari pengeluaran belanja sehari-hari dan bahan bakar mereka. Ini adalah skenario ideal yang ada dipikirkan bank sentral global saat mereka berbicara tentang inflasi.  

Stabilitas harga artinya bahwa Anda mengetahui rata-rata berapa banyak unit mata uang negara Anda yang Anda perlukan untuk barang dan jasa dasar. Di Inggris, konsumen tahu berapa GBP yang dibutuhkan untuk satu galon bensin, misalnya. Jika harga bensin naik semalam, arus inflasi yang saat ini tidak terlihat baru saja menciptakan tsunami dalam perekonomian. 

Apa yang terjadi pada mata uang ketika inflasi naik?  

Ketika harga naik terlalu cepat, mata uang suatu negara kehilangan daya belinya. Lebih banyak unit uang yang dibutuhkan untuk membeli barang dan jasa dan melakukan rencana keuangan mereka, tetapi dari mana unit tambahan ini berasal jika gaji tetap sama dan pertumbuhan terlalu berjalan lambat untuk menyainginya? 

Konsumen mungkin meminjam lebih banyak uang atau menggunakan lebih banyak kredit ketika mereka melihat celah antara pendapatan dan pengeluaran mereka dan mencoba untuk membayar harga lebih tinggi sebisa mungkin. Ini sebenarnya masuk ke arus bawah inflasi, membengkak ke titik berbahaya inflasi moneter ketika unit moneter mungkin bernilai kurang dari kertas di mana mereka dicetak. 

Pada titik ini, mata uang negara itu menjadi semakin lebih lemah terhadap mata uang lain, dan berada di ujung yang kalah dari nilai tukar apa pun. Konsumen yang ingin bepergian ke luar negeri tidak akan bisa menerima banyak pertukaran mata uang mereka, dan ketika membeli makanan di luar negeri, mereka akan membutuhkan lebih banyak mata uang domestik untuk membeli barang dalam mata uang asing.   

Contoh efek inflasi yang tidak terkendali bisa dilihat di Bolivar Venezuela, di mana International Monetary Fund (IMF) memperkirakan bahwa tingkat inflasi mencapai satu juta persen dan menurut beberapa laporan, membeli makan siang dapat menghabiskan 250,000 Bolivar. Ini berarti bahwa mata uang asing kuat dibandingkan dengan Bolivar dan sebagian besar transaksi dilakukan dengan mata uang asing. 

Harapannya, bank sentral negara itu bergerak sebelum inflasi yang tidak terkendali terjadi dan menaikkan suku bunga sehingga konsumen mengurangi pinjaman dan pengeluaran mereka dan mulai menabung karena mereka akan menerima pendapatan dari bunga di rekening tabungan mereka. Dengan pengetatan moneter, tingkat inflasi mereda karena konsumen menolak harga tinggi dan pertumbuhan harga kembali mendekati 2 persen tahunan. Pengetatan moneter adalah sebuah kebijakan mempertahankan nilai mata uang dan memperkuatnya terhadap mata uang asing. Dalam skenario ini, konsumen yang bepergian ke luar negeri menerima nilai tukar yang setara atau bahkan menguntungkan untuk mata uang asing.

Hubungan antara kurs Forex dan inflasi

Apa hubungan semua ini dengan trading Forex? Dalam trading Forex yang dilakukan oleh konsumen, suatu mata uang diperdagangkan untuk mata uang lain. Mata uang dasar atau base currency (mata uang domestik Anda) ditukarkan dengan mata uang lawan atau counter currency (mata uang asing). Ini bisa terlihat seperti: 1 GBP (mata uang dasar domestik) setara dengan 1.17 EUR (mata uang lawan asing) dan ini merupakan pertukaran nilai langsung pada kurs yang diberikan oleh bank atau lembaga nilai tukar. Dalam skenario ini, konsumen memiliki mata uang setelah mereka melakukan pertukaran. Trading serupa bisa dilakukan di tingkat institusional oleh bank, hedge fund atau bank sentral, dan tentu saja skala trading ini mencapai jutaan unit mata uang. 

Trading Forex juga bisa dilakukan dengan instrumen keuangan yang disebut Contracts for Difference (CFD). Ini adalah trading dengan derivatif, disebut demikiran karena kontraknya merupakan turunan dari aset dasar mata uang dan mencerminkan pergerakan sebenarnya di pasar mata uang Forex. Dalam jenis trading ini, trader tidak memiliki mata uang dasar, melainkan tujuannya adalah untuk meraih pengembalian pada perbedaan harga antara posisi terbuka dan posisi tertutup. 

Ketika inflasi naik terlalu cepat dan nilai mata uang mengalami fluktuasi, ia bisa secara dramatis mempengaruhi perbedaan harga ini, yang menyebabkan munculnya volatilitas dan ketidakpastian. Kecuali jika Anda menyadari efek inflasi pada nilai mata uang, Anda juga berasumsi bahwa harga akan berada dalam kisaran yang diharapkan saat ia jauh dari kenyataan. Trader berpengalaman tahu betapa pentingnya untuk selalu berhati-hati dan menerapkan strategi manajemen risiko, termasuk namun tidak terbatas pada:  

  • Stop loss  
  • Strategi hedging atau lindung nilai 
  • Mengamati perdagangan Anda dengan cermat 
  • Kesadaran dan meneliti kondisi makroekonomi 
  • Mengetahui bahwa kondisi ekonomi mempengaruhi nilai mata uang 

Daftar akun demo gratis kami hari ini dan lakukan trading forex secara langsung dengan akun demo bebas risiko. 

Trading dengan akun demo bebas risiko

Berlatih trading dengan dana virtual

 

Materi ini tidak mengandung dan tidak boleh ditafsirkan sebagai nasihat investasi, rekomendasi investasi, penawaran, atau ajakan untuk melakukan transaksi apa pun dalam instrumen keuangan. Harap dicatat bahwa analisis perdagangan seperti ini bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja saat ini atau di masa depan, karena keadaan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Sebelum membuat keputusan investasi apa pun, Anda harus mencari saran dari penasihat keuangan independen untuk memastikan bahwa Anda mengerti risikonya.

Sarah Fenwick
Sarah Fenwick Penulis Keuangan

Sarah Fenwick memiliki latar belakang jurnalisme dan komunikasi. Sebelumnya ia bekerja sebagai koresponden yang meliput berita untuk Bursa Efek Swiss dan ia telah menulis tentang keuangan dan ekonomi selama 15 tahun.