Pengetatan Moneter Bank Sentral untuk Q3

Juli 04, 2022 20:52

Dipimpin oleh Federal Reserve, bank-bank sentral utama bersiap untuk melakukan lebih banyak pengetatan moneter di kuartal ketiga.

Trader mata uang mungkin harus memperhitungkan kenaikan suku bunga 0.75 persen lagi di AS menjelang akhir Juli. Sementara, ECB kemungkinan akan menaikkan suku bunga utamanya dari wilayah di bawah nol untuk pertama kalinya dalam 11 tahun. EUR mungkin terdukung jika hal ini terjadi, setelah kehilangan kekuatan yang cukup besar selama kuartal kedua terhadap USD yang kuat.

Retorika hakwish baru ECB tidak berarti konvergensi dengan kebijakan moneter Federal Reserve karena bank sentral itu berada beberapa bulan di belakang AS dalam reaksinya terhadap inflasi. Selain itu, ECB memiliki pendekatan berbeda dan rencana untuk tetap membeli obligasi dari ekonomi selatan yang lebih kecil dan rentan seperti Yunani, yang terbukti menjadi kelemahan selama krisis utang negara di Eropa antara tahun 2010 dan 2012.

Presiden ECB Christine Lagarde merencanakan skema lain untuk membatasi spread obligasi supaya mencegah pemotongan utang negara yang merugikan, tetapi sejauh ini belum mengungkapkan informasi lebih lanjut tentang bagaimana cara kerjanya.

Tema lain pasar adalah cakrawala suku bunga jangka pendek termasuk pendirian dovish Jepang yang terus berlanjut dan dampak menguatnya USD pada mata uang pasar negara berkembang.

Setelah berjuang melawan deflasi selama hampir dua dekade, Bank of Japan tampak menyambut baik pertumbuhan yang relatif moderat dalam tingkat inflasinya tetapi mungkin menutup mata terhadap risiko. Benar bahwa tingkat suku bunga negatif membuta yen melemah dan kemungkinan meningkatnya daya saing ekspor Jepang. Tetapi itu juga fakta bahwa biaya hidup negara itu naik dan mempengaruhi pengeluaran konsumen yang merupakan metrik utama pertumbuhan ekonomi.

Indeks pasar negara berkembang MSCI bergerak ke bawah setelah Federal Reserve mulai menaikkan pedoman suku bunganya di bulan Maret. Indeks ini, yang mencakup sekeranjang saham-saham pasar negara berkembang terhadap USD, terus menunjukkan volatilitas. Sejak bulan April, tolak ukur mata uang MSCI EM juga melacak tren turun dan volatilitas yang luas.

Singkatnya, pendorong utama pasar Forex dan Saham tampaknya akan terus berlanjut hingga kuartal ketiga: pengetatan moneter, perbedaan moneter antara Federal Reserve dan Bank of Japan, dan USD yang lebih kuat yang menekan mata uang pasar negara berkembang.

Trading dengan akun demo bebas risiko

Berlatih trading dengan dana virtual

 

Materi ini tidak mengandung dan tidak boleh ditafsirkan sebagai nasihat investasi, rekomendasi investasi, penawaran, atau ajakan untuk melakukan transaksi apa pun dalam instrumen keuangan. Harap dicatat bahwa analisis perdagangan seperti ini bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja saat ini atau di masa depan, karena keadaan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Sebelum membuat keputusan investasi apa pun, Anda harus mencari saran dari penasihat keuangan independen untuk memastikan bahwa Anda mengerti risikonya.

Sarah Fenwick
Sarah Fenwick Penulis Keuangan

Sarah Fenwick memiliki latar belakang jurnalisme dan komunikasi. Sebelumnya ia bekerja sebagai koresponden yang meliput berita untuk Bursa Efek Swiss dan ia telah menulis tentang keuangan dan ekonomi selama 15 tahun.