Harga Minyak dan Ketegangan di Timur Tengah

Oktober 13, 2023 21:41

Saat kenaikan suku bunga dan tingginya inflasi menyiksa ekonomi global, konflik di Timur Tengah yang meletus beberapa hari lalu telah menambahkan faktor permasalahan lain yang harus dipertimbangkan pembuat kebijakan dan pelaku pasar di seluruh dunia: harga minyak.

Perkembangan geostrategis di Israel membuat harga minyak melonjak pada 9 Oktober hampir sebesar 4%, menimbulkan pembahasan tentang harga energi di masa depan jika konflik terus berlanjut yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter negara-negara di seluruh dunia. Meskipun harganya turun dalam tiga hari berikutnya, pasar keuangan masih khawatir sambil mereka memantau peristiwa di wilayah itu.

Jika Anda ingin belajar tentang prediksi analis pasar terkait harga minyak, lanjutkan membaca artikel kami ini.

Harga Minyak: Krisis Minyak dan Perang Yom Kippur Tahun 1973

Wilayah Levant terkenal karena ketegangan geopolitiknya dalam beberapa dekade terakhir. Sementara konflik besar terakhir terjadi di tahun 2007, ada sejumlah ketegangan dengan intensitas lebih rendah yang membuat populasi lokal tetap waspada.

Secara historis, perang yang diasosiasikan dengan harga minyak adalah Perang Yom Kippur di tahun 1972. Konflik di mulai pada hari Yom Kippur (6 Oktober) ketika pasukan militer dari beberapa negara Arab melewati perbatasan Israel. Perang berlangsung selama dua minggu lima hari dengan dua kekuatan super saat itu, AS dan Uni Soviet, memasok sekutu mereka. Terlepas dari kesulitan yang berat yang dihadapi Israel dalam mempertahankan wilayahnya, ia muncul sebagai pemenang.

Pada Oktober 1973, Organisasi Negara Pengekspor Minyak Arab (OAPEC) yang dipimpin oleh Arab Saudi mengumumkan embargo terhadap negara-negara yang mendukung Israel dalam perang tersebut. Embargo ini berlangsung selama enam bulan, memicu krisis minyak tahun 1973. Akhir dari embargo ini membuat harga minyak naik sebesar 300%.

Alhasil, mobil-mobil bermesin besar yang terutama diproduksi di AS berhenti dijual, negara-negara yang terpengaruh embargo dipaksa untuk melestarikan energi saat permintaan di permintaan konsumen berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi. Beberapa ekonom menyatakan bahwa krisis keuangan merupakan faktor utama krisis pasar saham tahun 1974.

Krisis Minyak Baru Ada di Depan Mata?

Jawabannya adalah masih terlalu dini untuk mengetahui dan bahwa banyak faktor yang haris dilibatkan untuk menentukan harga minyak di pasar global. Kenaikan 4% di harga yang tercatat pada hari Senin diikuti oleh penurunan pada hari Selasa, Rabu dan Kamis (10-12 Oktober) saat investor waspada terkait bagaimana krisis bisa mengalami peningkatan.

Sumber: Admirals MetaTrader 5 - Grafik Harian CFD Brent Crude Oil (100 barrel) USD. Rentang Waktu: 5 Juli 2023 – 12 Oktober 2023. Tanggal Diambil: 12 Oktober 2023. Kinerja masa lalu bukanlah indikator yang dapat diandalkan untuk hasil di masa depan.

 

Konflik Timur Tengah muncul sebagai tambahan ke pemangkasan produksi yang telah diterapkan oleh Rusia dan Arab Saudi. Dua negara itu setuju untuk memangkas produksi minyak dengan total 1.3 juta barel, lebih dari 1% permintaan global, sampai akhir tahun 2023. Pada 11 Oktober, Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan bahwa pemangkasan kemungkinan akan terus berlanjut sesuai jadwal terlepas dari kekhawatiran pasar atas kenaikan baru di harga minyak. Namun, Arab Saudi berjanji akan melanjutkan dengan tindakan yang diperlukan yang akan menstabilkan pasar.

Pada bulan Agustus, AS melonggarkan pembatasan minyak Iran karena pasokan minyak tidak dapat mendukung permintaan global, membuat cadangan minyak AS ke rekor terendah. Menurut laporan terbaru oleh Strategic Petroleum Reserve (SPR) persediaan masih berada di 40 tahun terendah di 351.3 juta barel. Laporan Reuters yang mengutip data American Petroleum Institute yang diterbitkan pada 12 Oktober menyatakan bahwa stok minyak mentah AS naik sebesar 12.9 juta barel minggu lalu, jauh lebih tinggi dari 500,000-barel yang diperkirakan oleh analis yang survei Reuters.

Sementara itu, Badan Energi Internasional (IEA) meningkatkan prediksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun 2023 yang menyatakan dalam laporannya bahwa ia bisa mencapai 2.3 juta barel per hari (bpd). Meskipun begitu, IEA menurunkan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun 2024, dari 1 juta bpd menjadi 880,000 bpd. Analis di IEA menyatakan bahwa permintaan yang lebih rendah telah tercermin di kemunduran harga minyak yang tercatat di bulan September.

Apa Kata Analis Tentang Harga Minyak

Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan bahwa ia akan terus memantau situasi di Israel, Gaza dengan cermat, menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk menilai dampak ekonominya. Ketua ekonom IMF, Pierre Gourinchas, menyatakan bahwa kenaikan 10% di harga minyak bisa membebani output global sebesar sekitar 0.2% di tahun 2024 sementara mendukung inflasi global sebesar 0.4%.

Analis ING menekankan kemungkinan peran Iran dalam konflik ini, menuliskan dalam laporannya: “"Premi risiko terus terkikis dengan konflik yang sebagian besar berisikan Isarel dan Hamas. Melaporkan bahwa pemerintah Iran dikejutkan oleh serangan Hamas juga bisa mengurangi kekhawatiran bahwa AS akan memberlakukan sanksi terhadap Iran secara lebih agresif, meskipun ada laporan yang bertentangan dalam beberapa hari terakhir terkait keterlibatan Iran.”

Sumber: Admirals MetaTrader 5 - Grafik Bulanan CFD Brent Crude Oil (100 barrel) USD. Rentang Waktu: 1 November 2017 – 12 Oktober 2023. Tanggal Diambil: 12 Oktober 2023. Kinerja masa lalu bukanlah indikator yang dapat diandalkan untuk hasil di masa depan 

 

Analis Bank ANZ menyatakan bahwa “kenaikan risiko geopolitik di Timur Tengah akan mendorong harga minyak... volatilitas yang lebih tinggi diperkirakan akan terjadi.” Analis pasar energi di Credit Suisse menyatakan bahwa “premium risiko pada minyak adalah kenaikan akan prospek kebakaran yang lebih luas yang bisa menyebar ke negara-negara produsen minyak utama di sekitarnya seperti Iran dan Arab Saudi.”

Ekonom di Commonwealth Bank menekankan peran Iran sebagai negara produsen minyak dan dampak kemungkinan saksi terhadapnya. “Jika kita mulai melihat AS menunjuk jari ke Iran, kita dapat melihat ekspor minyak Iran mulai turun. Dan itu merupakan kekhawatiran terbesar kita saat ini ketika kita melihat pasar minyak dam implikasi dari konflik ini,”. Analis Commonwealth Bank menyatakan bahwa ekspor minyak Iran bisa turun sebesar 500,000 menjadi 1 juta bpd, jika AS bergerak untuk menerapkan sanksinya; seperti pembatasan pasokan bisa memperbesar masalah pasokan minyak yang dicermati setelah keputusan OPEC.

Trading Minyak: Manajemen Risiko

Minyak merupakan salah satu komoditas paling populer di kalangan trader. Di masa gejolak ekonomi, trader cenderung menambahkan minyak ke portofolio trading mereka karena banyak yang mempertimbangkannya sebagai aset safe haven. Namun, karena trader pemula mungkin tidak memiliki tingkat pengetahuan untuk mengidentifikasi peluang dan waktu yang tepat, ada baiknya fokus pada mengedukasi diri tentang trading. Tidak akan kekurangan sumber karena banyak broker dan pusat edukasi menawarkan beragam materi seperti panduan, webinar, artikel yang bisa membantu trader pemula meningkatkan pemahaman mereka.

Belajar cara trading bukalah satu-satunya faktor yang memainkan peran dalam eksekusi strategi yang sukses. Penurunan pasar seketika atau tidak diperkirakan bisa menghabiskan uang dan menggagalkan rencana trader. Oleh karena itu, trader yang baru saja memulai perjalanan trading harus mendedikasikan waktu untuk belajar cara menggunakan alat manajemen risiko seperti order stop loss yang tersedia di platform trading modern. Investasi di pengetahuan Anda sebelum Anda mulai trading untuk menghemat dana, mengurangi stres dan menikmati perjalanan trading yang baru saja Anda mulai.

Tertarik trading berita ekonomi makro? Pelajari cara kerja pendekatan ini dengan webinar gratis kami. Bertemu dan berinteraksi dengan trader ahli. Tonton dan belajar dari sesi trading live.

Webinar trading gratis

Bergabunglah dengan webinar live yang dibawakan oleh ahli trading kami

Materi ini tidak mengandung dan tidak boleh ditafsirkan sebagai nasihat investasi, rekomendasi investasi, penawaran, atau ajakan untuk melakukan transaksi apa pun dalam instrumen keuangan. Harap dicatat bahwa analisis trading seperti ini bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja saat ini atau di masa depan, karena keadaan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Sebelum membuat keputusan investasi apa pun, Anda harus mencari saran dari penasihat keuangan independen untuk memastikan bahwa Anda mengerti risikonya.

Miltos Skemperis
Miltos Skemperis Penulis Konten Keuangan

Miltos Skemperis memiliki latar belakang jurnalisme dan manajemen bisnis. Ia sebelumnya bekerja sebagai reporter di berbagai saluran berita TV dan surat kabar. Miltos bekerja sebagai penulis konten keuangan selama tujuh tahun terakhir ini.