Trading Baht, Mata Uang Thailand

November 20, 2023 19:39

Beberapa ekonom dan Thailand terkenal akan kekayaan budayanya, pantainya yang masih asli, dan masakannya yang lezat. Kerajaan Thailand, yang secara historis dikenal sebagai Siam, merupakan salah satu tujuan wisata utama di dunia, menarik perhatian wisatawan dari Amerika, Eropa dan seluruh kawasan Asia.

Apa yang mungkin tidak Anda ketahui adalah bahwa Thailand merupakan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Indonesia. Saat ekonomi negara itu menarik investor asing, baht, mata uang Thailand, telah memperoleh pangsa pasar trading Forex.

Dalam artikel ini, kami akan berbagi beberapa wawasan berharga terkait trading baht Thailand (THB) dan bagaimana kinerja ekonomi Thailand dalam beberapa bulan terakhir.

Ekonomi Thailand: Kinerja dan Outlook

Dengan populasi hampir 70 juta orang, ekonomi Thailand merupakan salah satu ekonomi utama di kawasan itu dan merupakan yang kesembilan di Asia. Ekonomi Thailand didasarkan pada ekspor yang menyumbang 58% dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu.

Laporan yang diterbitkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan bahwa analisnya percaya akan potensi ekonomi Thailand dengan meningkatkan outlook mereka untuk tahun 2024. Survei IMF ini menunjukkan bahwa ekonomi Thailand diproyeksikan akan tumbuh 2.7% tahun in dan 3.6% tahun depan, di tengah lingkungan global yang sangat tidak pasti. Ekonom IMF menyatakan bahwa peningkatan di permintaan eksternal dan berlanjutnya pertumbuhan yang solid di konsumsi pribadi telah membantu ekonomi Thai dan dampaknya akan tercermin dalam tingkat pertumbuhan PDB tahun depan.

Laporan Bank Dunia yang diterbitkan pada bulan Oktober tidak terdengar optimis terkait ekonomi Thailand. Analis Bank Dunia memangkas outlook mereka untuk tahun 2023 dan 2024, mengutip permintaan global yang menurun yang dapat melukai ekspor. Laporan itu menyatakan bahwa ekonomi Thailand cenderung akan tumbuh sebesar 3.4% tahun ini dan 3.5% di tahun 2024, dengan kedua angka lebih rendah dari yang diumumkan Bank Dunia pada bulan April. Laporan tersebut menyatakan bahwa “kawasan Asia Timur dan Pasifik akan menjadi kawasan paling dinamis dengan pertumbuhan tercepat dari kawasan-kawasan utama dunia di tahun 2023, meskipun pertumbuhan yang diharapkan sedang sejalan dengan yang lebih lambat di China.”

Angka pertumbuhan PDB tidak hanya satu-satunya isu yang dilontarkan oleh Bank Dunia. Kepala ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, menyampaikan pada reporter bahwa “negara dan kawasan itu tumbuh melalui keterbukaan terhadap perdagangan, investasi dan manufaktur, namun di bidang jasa, ia masih jauh lebih enggan untuk melakukan reformasi. Kita membutuhkan reformasi untuk memanfaatkan teknologi dan memastikan manfaatnya dirasakan oleh semua orang."

Baht Thailand (THB) dan Bank of Thailand

Bank of Thailand (BOT) adalah bank sentral negara itu. Bank sentral Thailand mulai beroperasi Desember 1942. Menurut website BOT, peran utamanya adalah untuk “memastikan kondisi ekonomi makro dan keuangan domestik yang tertib untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Thailand yang stabil dan berkelanjutan.” BOT membentuk dan menerapkan kebijakan moneter, mengeluarkan baht, mengawasi lembaga-lembaga perbankan dan bertujuan untuk menjaga stabilitas keuangan.

Baht (THB) adalah mata uang Thailand yang dikeluarkan oleh BOT. Sejarah bath dimulai di awal taun 1990am, dan ia bergejolak. Mata uang Thailand telah dua kali dipatok (1956-1973 dan 1984-1997) ke dolar AS. Pada July 1997, baht tidak dipatok, memaksa nilai mata uang itu jatuh karena krisis keuangan Asia mulai berdampak pada ekonomi kawasan itu. Orang-orang yang meminjam dalam dolar AS menghadapi masalah yang serius karena pendapatan mereka dalam baht, menjadikan mereka tidak mampu membayar utangnya sementara banyak bisnis bangkrut.

Bank hal terlah berubah sejak saat itu dan ekonomi Thailand merupakan salah satu yang terkuat di wilayah itu dengan menetapkan tujuan untuk mencapai status ekonomi maju pada tahun 2037. Menurut survei yang dilakukan oleh Bank For International Settlements (BIS), baht merupakan mata uang ke-22 yang paling banyak diperdagangkan di dunia.

Baht Melemah, BOT Kemungkinan Hentikan Kenaikan Suku Bunga

Pada 27 September, BOT mengejutkan investor dan ekonom dengan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis point. Kenaikan terakhir ini adalah yang kedelapan kali berturut-turut menjadikan suku bunga berada di tertinggi 10 tahun.

Asisten gubernur bank sentral itu, Piti Disyatat, berbicara pada Reuters bahwa melemahnya baht bukan alasan di balik kenaikan suku bunga, menekankan bahwa mata uang itu bergerak sejalan dengan rekan-rekan regional yang berada id bawah tekanan kuatnya dolar AS. Perlu dicatat bahwa baht Thai kehilangan 5% nilainya terhadap dolar AS tahun ini. 

Analis pasar yang bekerja untuk BM Intelligence Group (BMI) menyatakan bahwa kenaikan suku bunga terakhir menandai akhir dari siklus pengetatan moneter. Ekonom Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC) tampaknya sepakat, menyatakan bahwa kenaikan kejutan bisa jadi hanya sebagai langkah antisipasi terhadap potensi tekanan inflasi di masa depan, menambahkan bahwa mereka tidak memperkirakan langkah pengetatan kebijakan moneter baru dari BOT.

Faktor lain yang bisa memainkan peran dalam keputusan kebijakan moneter BOT adalah angka inflasi rendah di bulan sebelumnya. Sebuah survei menunjukkan bahwa inflasi utama berada di 0.31% di bulan Oktober pada basis tahunan. Ini merupakan suku tingkat negatif pertama yang tercatat sejak bulan Agustus 2021, mengejutkan analis yang memperkirakan inflasi berada di 0%. Mengomentari angka tersebut, perwakilan pemerintah mengakui bahwa sinyal yang buruk yang mengingatkan pemberian paket stimulus ekonomi.

Paket Stimulus Thailand Timbulkan Kegaduhan

Paket stimulus telah menjadi bahan pembicaraan dan perdebatan di Thailand karena pemerintah meluncurkan bantuan tunai sebesar $14 miliar untuk mendorong ekonomi. Beberapa ekonom dan mantan gubernur bank sentral telah memperingatkan bahwa pengeluaran tersebut dapat memicu lebih banyak inflasi dan memperlebar defisit fiskal. Hampir 50 juta orang akan menerima $280 di dompet digital di bulan Mei 2024 jika rencana ini terealisasikan.

Saat Perdana Menteri Srettha Thavisin mengumumkan niatnya ini, saham ritel naik sementara obligasi dan mata uang turun karena analis pasar menunjukkan kekhawatirannya terkait dampak paket tersebut terhadap ekonomi.

Manajemen Risiko Trading Baht

Dolar terhadap baht Thailand (USD/THB) mungkin adalah salah satu pasangan mata uang paling populer yang menyertakan mata uang Thailand, yang mungkin ditemui trader pemula saat ketika memulai perjalanan trading. Sementara beberapa dari mereka mungkin merasa perlu untuk menambahkannya ke portofolio trading, butuh waktu untuk meningkatkan pengetahuan trading sebelum mengikuti dorongan tersebut.

Trader pemula harus fokus pada belajar cara trading dan meningkatkan keterampilan mereka. Broker menawarkan berbagai macam materi edukasi, termasuk webinar, artikel, panduan, dll, yang merupakan sumber informasi dan wawasan berharga. Mengetahui fundamental bisa membantu trader pemula membangun strategi mereka dan memasuki dunia trading sementara juga mengurangi risiko mereka.

Berbicara tentang risiko, trader berpengalaman menekankan betapa pentingnya menggunakan alat manajemen risiko saat mengeksekusi trading. Trader pemula harus berlatih menggunakan alat seperti order stop loss untuk mengurangi risiko yang bisa membahayakan anggaran dan tujuan keuangan mereka.

Tertarik trading berita ekonomi makro? Pelajari cara kerja pendekatan ini dengan webinar gratis kami. Bertemu dan berinteraksi dengan trader berpengalaman. Saksikan dan pelajari dari sesi trading live.

Webinar trading gratis

Bergabunglah dengan webinar live yang dibawakan oleh ahli trading kami

Materi ini tidak mengandung dan tidak boleh ditafsirkan sebagai nasihat investasi, rekomendasi investasi, penawaran, atau ajakan untuk melakukan transaksi apa pun dalam instrumen keuangan. Harap dicatat bahwa analisis trading seperti ini bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja saat ini atau di masa depan, karena keadaan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Sebelum membuat keputusan investasi apa pun, Anda harus mencari saran dari penasihat keuangan independen untuk memastikan bahwa Anda mengerti risikonya.

Miltos Skemperis
Miltos Skemperis Penulis Konten Keuangan

Miltos Skemperis memiliki latar belakang jurnalisme dan manajemen bisnis. Ia sebelumnya bekerja sebagai reporter di berbagai saluran berita TV dan surat kabar. Miltos bekerja sebagai penulis konten keuangan selama tujuh tahun terakhir ini.